Rabu, 04 Agustus 2010

PERGINYA SANG MAESTRO : Selamat Jalan Iwan Tirta

Akhir bulan Juli 2010, pagi hari sekitar pk. 08.30 di Jakarta seorang Maestro Batik Indonesia telah berpulang ke Sang Pencipta. Nusjirwan Tirtaamidjaja atau lebih dikenal dengan nama IWAN TIRTA, lahir di Blora, Jawa Tengah pada 28 April 1935 dan menempuh pendidikan  formal di School of Oriental and African Studies, London University dan Master of Laws dari Yale University, Amerika Serikat. Tetapi, ia lebih memilih mengabdikan hidupnya sebagai desainer batik tulis untuk mengangkat keberadaan produk asli negeri ini ke tempat terhormat serta mampu menembus kemapanan adikarya perancang-perancang kelas dunia. 


Dengan pendidikan yang mempuni, ketekunan yang teguh Iwan Tirta berhasil mengembangkan dan mempopulerkan batik prada (pewarnaan keemasan) dengan motif berukuran besar berwarna cerah yang menghasilkan ‘Anugerah Karya Cipta Putera Bangsa Bank Bumi Puteri 2001’ dan ‘Anugerah Kebudayaan 2004 - Kategori Individu Peduli Tradisi’. Ia juga berhasil mensejajarkan batik tradisional menjadi adi busana nan indah yang tidak kalah gemerlap dengan maha karya desainer kelas dunia. Kepraktisan berbusana ala Barat diadaptasi dengan 'pas' oleh Iwan Tirta dengan keindahan desain batik tulis, membuat busana asli (100%) Indonesia ini kian digemari masyarakat luas.


 
Salah satu penggemar fanatik batik yang menonjol adalah Nelson Mandela, tokoh karismatik ini mengenal batik saat menghadiri Konferensi AFTA di Istana Bogor tahun 1994. Batik karya Iwan Tirta-lah yang membuatnya cinta abis dengan batik hingga saat ini. Mandela lebih sering mengenakan batik ketimbang busana khas negaranya di saat apa pun. Batik seolah sudah menjadi trade mark-nya (Baca artikel : ‘One Love . One Word : Pesan Spiritual Piala Dunia FIFA 2010). Tokoh-tokoh dunia juga kerap terlihat mengenakan batik, Bill Gates, Roger Moore, Carlos Santana,  ataupun Zinadine Zidane tampil keren dengan busana batik. Bahkan Manchester United (MU) pun tidak segan mendandani para selebriti lapangan hijaunya dengan batik dalam rangka promo tour ke Indonesia (walaupun akhirnya batal). Tampilnya batik di  even-even internasional dengan endorser para tokoh terkenal semakin meningkatkan citra batik sejajar dengan karya seni kelas dunia lainnya.    


 
Kreatifitas seorang Iwan Tirta selama 40 tahun lebih mendalami batik tulis telah menciptakan lebih dari 4.000 desain motif batik tulis. Seni kriya lainnya seperti perhiasan perak, perangkat makan poselen, atau pernik interior juga menjadi tempat menumpahkan imajinasi batiknya. Salah satu poin penting  keberhasilannya seperti yang pernah ia katakan adalah : “Kuncinya adalah pendidikan dan riset. Kita sangat kurang dalam dua hal itu”. Ia pun tiada lelah terus mendokumentasikan motif-motif batik tua, termasuk milik Puri Mangkunegaran, Solo ke dalam data digital dan di atas kertas. Data berharga tersebut tersebut menjadi pedomannya untuk mengembangkan motif baru sesuai selera zaman dengan tetap mempertahankan karakter khasnya. 

 



Kita sebagai Bangsa Indonesia sempat bangga saat global brand ADIDAS meluncurkan serial ’Material of the World – Indonesia’ (serial proyek Adidas menggunakan berbagai material khas dari berbagai negara di dunia) mengangkat batik sebagai wakil Indonesia bersanding dengan material khas Afrika, China, Jepang, Inggris, Mexico, Turki, dsb yang diaplikasikan pada produk sepatu, jaket, topi, dll. Batik yang pertama kali ditetapkan sebagai busana nasional bersama kebaya tahun 1968 oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu Ali Sadikin, akhirnya mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) pada 2 Oktober 2009 lalu.    

 
Kini, Sang Maestro Batik telah tiada. Keyakinan dan motivasi Iwan Tirta yang terus bertekad mengabdikan hidupnya sebagai emban seni kriya Indonesia. “Saya tidak melahirkan batik, tetapi saya akan terus mengasuh dan memelihara yang ada. Seperti tugas emban.” tuturnya suatu ketika. Kini tongkat estafet ada pada diri kita masing-masing, teladan dan spirit seorang Iwan Tirta  kan terus menjadi inspirasi bagi kita semua dan generasi-generasi mendatang.
 


Selamat jalan Sang Maestro ..............

 

* Artikel dan foto-foto disarikan dari berbagai sumber. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar