‘City of Heroes’ adalah julukan kota Surabaya. Bukan sekedar julukan semata. Kota ini telah pengorbanan ribuan jiwa rakyatnya untuk bertempur hebat mempertahankan kemerdekaan NKRI. Tetesan darah dan air mata tumpah ruah di berbagai sudut kota pada pertempuran 10 November 1945 yang melegenda. Heroisme rakyat Surabaya melawan imperialisme kemudian dicatatat dengan tinta emas sejarah perjuangan Indonesia.
Sebuah situs bersejarah di tengah kota Surabaya sangat terkait erat dengan peristiwa pertempuran bulan November itu adalah 'Oranje Hotel'. Penyobekan bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih pada 19 September 1945 di salah satu menara hotel ini menjadi awal rangkaian pertempuran Surabaya. Momentum dramatis tersebut menjadi simbol perlawanan dan perjuangan bangsa Indonesia pasca kemerdekaan. Peristiwa heroik yang legendaris itu akhirnya menginspirasi generasi demi generasi bangsa ini.
Adalah Lucas Martin Sarkies bersama saudara-saudaranya mendirikan hotel ini pada tahun 1910. Pria berkebangsaan Armenia yang menikahi wanita asal Denmark mengambil nama 'Oranje' dari nama keluarga Ratu Belanda saat itu. Hotel ini merupakan jaringan perhotelan keluarga Sarkies di Asia yang dibangun setelah Raffles Hotel - Singapura, The Strand Hotel - Myanmar, The Eastern and Oriental Hotel - Malaysia, dan Niagara Hotel- Lawang Jawa Timur. Sejarah mencatatat Oranje Hotel (1910) berkali-kali berubah nama. Yamato Hoteru (1942), Merdeka Hotel / Liberty Hotel (1945), LMS Hotel (1946), Majapahit Hotel (1669), kemudian Mandarin Oriental Majapahit Hotel (1996), dan akhirmya kembali menjadi Majapahit Hotel (2006) hingga saat ini.
Pesona hotel ini didukung oleh nilai-nilai historis yang menyelimutinya dan juga cerita tentang para penghuninya. Kamar Merdeka no. 33 adalah kamar Residen Belanda saat peristiwa penyobekan bendera merah putih biru oleh para pejuang Surabaya. Kamar Sarkies no. 44 merupakan tempat tinggal keluarga Sarkies sang pendiri hotel ini. Pada tahun 1936, bintang film komedi Charlie Chaplin menjadi tamu kehormatan bersama Crown Prince Leopold II dan Princess Astrid of Belgium di saat perayaan tahun perak Oranje Hotel.
Romantisme sejarah masa lalu selama 100 tahun lebih kini menjadi atmosfer utama hotel dengan 150 kamar ini. Venue menakjubkan di berbagai sudut hotel yang masih orisinil kini dapat dinikmati dan juga bisa menjadi dekorasi apik untuk pemotretan documentation, pre wedding, wedding, atau modeling. Bangunan asli bergaya colonial art nouveau didesain arsitek Belanda, J. Afprey dengan hamparan taman ala Eropa dilengkapi kolam beserta air mancur. Pohon-pohon besar yang rindang dikelilingi kamar-kamar hotel memberikan view nan indah sekaligus menciptakan suasana nyaman dengan kesegaran sirkulasi udara alami.
Pilar-pilar artistik sepanjang selasar berjejer kokoh beralas lantai teraso demgam berdesain simple. Tangga kayu jati tua dikombinasi besi cor putih menjadi penghubung antar kamar di lantai dasar dengan lantai atas. Balkon menjadi tempat favorit untuk memandang keunikan hotel ini dari berbagai sudut. Jendela-jendela stain glass yang sangat besar dengan material kaca patri beraneka bentuk mendominasi sebagian besar bangunan. Lobby asli yang kini menjadi ballroom menunjukkan karisma bangunan hotel ini mampu bersinergi dengan segala kandungan sejarahnya. Suiteroom mewah bernuansa hommy dengan pintu jati berukiran khas Jepara akan menyambut para tamu kelas atas. Sebuah lokasi sempurna untuk berfoto ria menumpahkan segala kreasi menciptakan dokumentasi nan menawan.
Sebuah warisan sarat nilai sejarah yang akan terus dilestarikan untuk menjadi potret historis masa lalu dan inspirasi kemajuan masa depan .....
Tata Rias : Savitri Wedding - Kebaya : Ayok Dwipancara - Model : Shanty & Irin
Foto Majapahit Hotel & Sarkies Brothers : Disadur dari berbagai sumber
Foto Modeling : Sublimity Photography